Langsung ke konten utama

Resensi Film

Percy Jackson The Olympians The Lightning Thief



Percy Jackson and the Lightning Thief (1492 Pictures/Imprint Entertainment/20th Century Fox, 2010)
Percy Jackson and the Lightning Thief (2010)
Directed by Chris Columbus Produced by Chris Columbus, Michael Barnathan, Karen Rosenfelt Written by Craig Titley, Joe Stillman (screenplay) Rick Riordan (novel) Starring Logan Lerman, Brandon T. Jackson, Alexandra Daddario, Jake Abel, Pierce Brosnan, Catherine Keener, Uma Thurman, Sean Bean Music by Christophe Beck Cinematography Stephen Goldblatt Editing by Peter Honess Studio 1492 Pictures/Imprint Entertainment Distributed by 20th Century Fox Running time 120 minutes Country United States,
Canada Language English



Percy Jackson and the Lightning Thief adalah sebuah film fantasi petualangan yang diadaptasi dari seri pertama dari novel Percy Jackson and the Olympians yang berjudul The Lightning Thief karya novelis Rick Riordan. Seri Percy Jackson and the Olympians sendiri merupakan sebuah adaptasi bebas dari kisah-kisah mitologi Yunani, yang menceritakan mengenai petualangan Percy Jackson, yang menemukan dirinya adalah seorang demigod (manusia setengah dewa), hasil hubungan dewa lautan dan gempa Bumi, Poseidon, dengan Sally Jackson, seorang wanita Bumi.

Seri pertama dari petualangan Percy Jackson ini, The Lightning Thief, disutradarai oleh Chris Colombus, yang sebelumnya populer dengan film-film komedi keluarga semacam Home Alone, Nine Months dan Jingle All The Way. Dalam hal mengadaptasi dan mengerjakan sebuah proyek film bergenre fantasi dan petualangan, nama Columbus juga tidak perlu diragukan karena ialah yang pertama kali menyutradarai dua seri pertama Harry Potter, Harry Potter and the Sorcerer’s Stone serta Harry Potter and the Chamber of Secrets.
Percy Jackson (Logan Lerman) adalah seorang anak biasa yang tinggal di kota New York. Percy seringkali merasa rendah diri akibat diseleksia (kesulitan untuk membaca) yang ia derita. Semenjak kecil sendiri, Percy tidak mengenal siapa ayahnya. Ia tinggal dengan ibunya, Sally Jackson (Catherine Keener), yang sekarang sedang berhubungan dengan seorang pria, Gabe Ugliano (Joe Pantoliano), yang sangat dibenci Percy.

PERCY JACKSON AND THE HALF-BLOOD PRINCESS. Imagine Harry, Ron and Hermione taking vacation to Greek. Well... maybe not!
Ketika sedang mengadakan sebuah kunjungan ke museum bersama teman-teman sekelasnya, Percy diserang oleh gurunya yang tiba-tibanya berubah menjadi sebuah monster dan meminta Percy untuk mengembalikan tongkat petir milik dewa Zeus (Sean Bean) kepada dirinya. Beruntung, ia diselamatkan oleh Mr Brunner (Pierce Brosnan) dan sahabatnya, Grover (Brandon T Jackson). Berdua, mereka akhirnya menjelaskan bahwa Percy adalah seorang demigod, manusia setengah dewa, hasil hubungan dewa Yunani dengan makhluk Bumi, dimana untuk kasus Percy sendiri ia adalah hasil hubungan ibunya dengan dewa Poseidon (Kevin McKidd).
Percy sendiri saat ini sedang dikejar-kejar oleh warga Olympia (penghuni kerajaan dewa Yunani) yang mengira bahwa Percy mencuri tongkat petir milik Zeus dan ingin memiliki tongkat tersebut, termasuk dewa Hades (Steve Hoogan), yang menahan ibu Percy agar ia dapat menukarkannya dengan tongkat petir tersebut.
Untuk mengamankannya, Mr Brunner (yang akhirnya membuka identitas aslinya sebagai Chiron, manusia setengah kuda) dan Grover (yang identitas aslinya adalah seorang satyr, manusia setengah kambing), akhirnya membawa Percy ke sebuah tempat pelatihan para kaum demigod yang disebut Camp Half-Blood. Disini, Percy mengenal Annabeth Chase (Alexandra Daddario), putri dewi Athena, yang nantinya bersama Grover akan menemani Percy berpetualang melawan Medusa (Uma Thurman) dan menghadapi Hades untuk mendapatkan kembali ibunya sekaligus berusaha menemui Zeus dan menceritakan hal yang sebenarnya telah terjadi.
Kalau mau dilihat dari jalan cerita yang diberikan, petualangan Percy Jackson ini sebenarnya tidak menawarkan sesuatu yang baru, kecuali sebuah adaptasi dari kisah para demigod (ingat Hercules?) yang diadaptasi ke sebuah setting waktu dan lokasi yang modern. Jika bagian kisah demigod ini disingkirkan, mungkin semua orang akan menganggap Percy Jackson and the Olympians adalah sebuah seri cerita yang meniru kisah petualangan Harry Potter yang lebih dahulu populer.
Sama seperti yang dilakukan Columbus pada The Sorcerer’s Stone, ia juga mengadaptasi The Lightning Thief dengan semangat untuk bersenang-senang, dan tidak dengan gaya penyutradaraan yang serius seperti beberapa seri terakhir dari Harry Potter. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya adegan dan tokoh yang digambarkan secara komikal. Sayangnya, beberapa adegan terasa sangat, sangat berlebihan (Do we really need that extended dancing with Poker Face scene?) dan tidak pada tempatnya.
Tiga pemeran utama film ini diperankan oleh tiga orang aktor dan aktris yang belum memiliki jam terbang yang tinggi dalam dunia peran. Untungnya, mereka tidak menampilkan akting yang buruk, walau beberapa akan mengeluhkan kurangnya chemistry antara trio ini. Penampilan mereka juga sangat didukung oleh para jajaran pemeran pendukungnya, yang terdiri dari aktor dan aktris senior Hollywood. Para pemeran pendukung ini dengan berhasil membawa nafas kehidupan yang membuat film ini menjadi lebih dapat dinikmati. Pujian khusus harus saya berikan pada Uma Thurman yang tampil sangat pas memerankan tokoh Medusa.
Kekurangan lain yang membuat The Lightning Thief adalah film ini kurang memberikan treatment lebih pada sisi-sisi teknis yang seharusnya ada pada film-film bergenre faantasi petualangan. Ini dapat dilihat dari special effect dan tata suara yang terkesan sangat pas-pasan. Padahal, sisi teknikal itulah yang, mungkin, akan menjadikan film-film bergenre seperti ini lebih dapat dinikmati kualitasnya.
Terasa tanggung disana sini, membuat Percy Jackson and the Lightning Thief terkesan sebagai sebuah versi tiruan buruk dari serial Harry Potter. Untungnya film ini masih memiliki jajaran pendukung para aktor dan aktris Hollywood papan atas (satu-satunya bagian terbaik di film ini, menurut saya) yang mampu menyelamatkan film ini menjadi sebuah petualangan yang membosankan. Tiga pemeran utama film ini sebenarnya tidak terlalu buruk, namun tetap saja belum memberikan penampilan mereka yang terbaik. Sebagai awal dari sebuah perjalanan, The Lightning Thief sepertinya harus puas dianggap sebagai sebuah ‘versi Amerika Serikat’ dari petualangan Harry Potter. Tidak lebih. Mudah-mudahan bagian keduanya memiliki sesuatu yang lebih yang dapat menempatkan franchise ini nantinya di posisi yang lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Negara

   Pembahasan tugas softskill ke 3 ini mengenaiWarga Negara dan Negara itu sendiri. Nah, Subbabnya sendiri menyangkut Pengertian Negara, Ciri Hukum yang ada pada negara tersebut, hingga pembagian hukum, serta bentuk negara itu sendiri. Menurut apa yang di katakan oleh guru softskill ane (Ibu Murniyati) semua penjelasan dan definisi dari subbab tadi sudah kami dapatkan di jenjang sekolah kami sebelumnya. So ? untuk apa posting ini ? wkwk okeh, menurut instruksi beliau ane akan menjabarkan tentang contoh dari negara tersebut. Jelas dong ente udah faham kalau misalkan bentuk negara itu bermacam-macam ? Ada yang berbentuk kesatuan, serikat, dan sebagainya. Kalau ente nyari pengertian atau definisi dari macam-macam negara tadi, nih monggo mampir ke MARI . Dari hasil searching sih itu blog yang paling adem di lihat hehe. Dan juga dilihat dari penjelasannya ya sob. Next, jadi lupa kalau pokok posting kali ini mau ngasih tahu contoh negara dari macam-macam bentuk negar...

Review Jurnal Pengantar Bisnis Informatika

A.    Latar Belakang             Masyarakat  informasi  diasoasikan  dengan  penggunaan  internet.  Sejak  kemunculan internet  hingga  saat  ini  para  pengguna  internet  selalu  bertambah  dari  waktu  ke  waktu. Meledaknya  jumlah  pengguna  internet  telah  merambah  dalam  berbagai  sektor,  salah  satunya sektor ekonomi dan bisnis. Penggunaan internet sebagai sarana bisnis sangat berkembang cepat di era  informasi.  Hal  ini  terlihat  dengan  maraknya  kemunculan  berbagai  bisnis  online  yang menawarkan  aneka  produk  dan  jasa  yang  tak  terbatas  baik  untuk memenuhi segela  kebutuhan seseorang. Peluang memasarkan produk dan  jasa melalui media...

Masyarakat Kota vs Desa

Wayooooo, sob sob. Kalau di tanya milih yang mana ente mau jawab apa ?? Wokee, kali ini ane mau bahas tentang "Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan" dan ane rampingkan pembahasaanya, jadi kita ngomongin perbedaannya aja yaa sob. Apasih bedanyaa ? Masyarakat perkotaan dan pedesaan sebenernya dapat dibedakan melalui cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suatu masalah. Pada mulanya nih sob masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya. Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan info...