Langsung ke konten utama

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat















Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (Social Stratification)







adalah pembedaan atau pengelompokan para







anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).



















Nah, dari pengertian tadi dan kalau ente lihat gambar di atas







pasti udah punya bayangan dong apa yang di maksud dengan







pelapisan sosial itu. Kok bisa ada ya yang kayak gitu ?







Contohnya apasih ? ('o'?)





































Lagi lagi ane bukan mau ngsih pengertian atau definisinya. ho ho







how so ??



















Yap, entah kenapa ane sendiri sih nangkep kalau ibu Murniyati bukan mau penjelasan atau definisi dari topik pembahasan tadi tapi lebih ke contoh nyata yang ada di dalam kehidupan sehari - hari.



















Okedeh, buat ente yang mau tahu tentang pengertian, dalil, atau sebagainnya monggo lihat ke SINI , blognya punya mahasiswa gundar juga sob hehe..







Sudah nemu belum ? Nah sekarang giliran ane yaaa.



















Gini nih, ane kan tinggal di Jakarta Selatan yang notabennya penduduk di sini menganut ajaran betawi (loh kayak agama) hahaha.. Maksudnya penduduk di sekitar ane ini rata-rata ber adat betawi sob. Mulai dari cara bicara, bertingkah laku, dan logat betawi banget. Tapi, kalau di fikir-fikir masyarakat adat betawi gak terlalu ketahuan adatnya ya sob ? karena mereka dekat dengan modernisasi .. betuull ??



















Langusng aja deh, daripada kebanyakan ngelantur.







Ini dia nih pelapisan masyarakat betawi...




































First !







Betawi Tengah
















Populasi penduduk asli Betawi yang bermukim di daerah kota saat ini sedikit sekali. Kebanyakan dari mereka tinggal secara berkelompok dari satu keturunan atau kerabat. Saat ini mereka masih terlihat di daerah Sawah Besar, sebagian kecil di Taman Sari, Gang Ketapang, Kebon Jeruk, Krukut dan daerah Pekojan.













Sebagian dari mereka masih menganut beberapa gaya hidup tempo dulu. Hal ini dapat kita lihat pada acara-acara perkawinan, lebaran, khitanan, maupun didalam kehidupan mereka bermasyarakat.
















Walaupun ada pergeseran budaya pada generasi muda Betawi, baik itu pria maupun wanita namun dalam soal agama mereka tetap memegang teguh, seperti mengaji bagi anak-anak usia belasan tahun, majlis ta'lim bagi kaum ibu dan tadarusan bagi kaum pria. Bahasa yang seringkali digunakan oleh mereka adalah dialek Betawi Tengah.













Mereka yang termasuk Betawi Tengah adalah mereka yang dalam sejarah perkembangan orang Betawi berawal menetap dibagian kota Jakarta yang dulu dinamakan keresidenan Batavia dan sekarang termasuk Jakarta Pusat. Lokasi ini merupakan bagian dari kota Jakarta yang paling urban sifatnya.













Bagian inilah yang dalam tahap-tahap permulaan kota Jakarta dilanda arus urbanisasi dan modernisasi yang paling tinggi. Salah satu akibatnya adalah orang Betawi yang tinggal di daerah ini adalah orang yang paling tinggi tingkat kawin campurnya bila dibandingkan dengan orang-orang Betawi yang tinggal di bagian pinggir kota Jakarta ataupun suku-suku lainnya di Jakarta.







Berdasarkan tingkat ekonomi mereka, orang Betawi yang tinggal di tengah-tengah kota Jakarta bisa dibedakan, orang gedong ataupun sebagai orang kampung. Pemberian istilah ini tampaknya berdasarkan tempat tinggal mereka. Dalam arti keBetawian maka keberadaan orang gedong disadari ataupun tidak akan kurang diakui oleh orang kampung. Tetapi tidaklah demikian halnya orang kampung, dikarenakan gaya hidupnya menyebabkan kehadiran mereka sebagai suku Betawi cukup dirasakan sebagai bagian dari tradisi.







Akibat lain dari proses modernisasi dan urbanisasi di bagian pusat kota Jakarta, maka banyak orang Betawi kota yang menjual tempat tinggalnya dan pindah ke bagian yang lebih pinggir dari kota Jakarta yang masih mempunyai harga tanah yang murah.







Daerah ini sebenarnya adalah domisili orang Betawi Pinggir. Oleh karena itu kini banyak orang Betawi Tengah yang terdapat di daerah Betawi Pinggir. Bahkan ada juga dari mereka yang pindah ke daerah Betawi Udik. Banyak dari orang Betawi Pinggir dan orang Betawi Udik tersebut tidak mengetahui bahwa tetangga baru mereka adalah orang Betawi juga tetapi karena mereka menyandang pola dan gaya hidup yang berbeda, orang Betawi udik menganggap mereka (Betawi pendatang.red.) sebagai kebudayaan Betawi yang kontras dengan image yang ada mengenai orang Betawi, maka orang Betawi Tengah (orang gedong) berpendidikan tinggi.







Banyak responden kami bahkan dari generasi yang lebih tua mempunyai pendidikan tinggi. Generasi sekarang bukan saja mencapai pendidikan universitas tapi bahkan banyak anak mereka yang sekolah di luar negeri.







Dan Mereka yang tergolong sebagai Betawi Udik menurut hemat kami adalah penduduk asli di sekitar Jakarta termasuk Bo-ta-bek. Dahulu daerah ini termasuk daerah administrasi Batavia, tetapi kini mereka termasuk daerah administrasi Jawa Barat (Iihat bagian terang pada Peta Batavia) . Oleh karena itu secara kultural mereka adalah orang Betawi tetapi karena perubahan batas administratif maka kini termasuk orang yang tinggal di daerah administratif Jawa Barat.



















---------------------------------------



















Second !!



















Betawi Udik



















Sebetulnya rada ngakak juga sih sama nama ini. Tapi lihat dulu deh penjelasannya ^^



















Ada dua tipe Betawi Udik, yaitu mereka yang tinggal di daerah bagian Utara Jakarta dan bagian Barat Jakarta maupun Tangerang, mereka sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Cina. Dan lainnya adalah mereka Yang ditinggal di sebelah timur maupun di Selatan Jakarta, Bekasi dan Bogor Yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Sunda.







Mereka umumnya berasal dari kelas ekonomi bawah Yang pada umumnya lebih bertumpu pada bidang pertanian. Taraf pendidikan mereka sangatlah rendah bila dibandingkan dengan tahap pendidikan yang dicapai oleh orang Betawi Tengah dan Betawi Pinggir.







Peran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari orang Betawi Udik berbeda dengan peran agama Islam di antara orang Betawi Tengah dan Betawi Pinggir di mana pada kedua kelompok Betawi terakhir tersebut agama Islam memegang peran yang amat sangat penting dan menentukan dalam tingkah laku pola kehidupan mereka sehari-hari.







Perlu dicatat bahwa kini telah terjadi perubahan dalam pekerjaan dan pendidikan di antara orang Betawi Udik di mana secara perlahan-lahan tingkat dan pola pekerjaan mereka mendekati pola pekerjaan dan pola pendidikan orang Betawi Tengah dan Betawi Pinggir.



















---------------------------------------------



















Third !!!



















Betawi Pinggir



















Sementara orang Betawi Tengah adalah lebih superior dalam arti latar belakang sosial ekonomi clibandingkan dengan kelompok Betawi lainnya, orang Betawi Pinggir lebih superior dalam arti pendidikan agama. Sejak dulu, orang Betawi Tengah cenderung menyekolahkan anaknya ke sekolah umum sebagai pendidikan formal mereka, maka orang Betawi Pinggir menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren sebagai pendidikan formal mereka. Itu sebabnya orang Betawi menolak bila mereka dianggap tertinggal dalam arti pendidikan bila dibandingkan dengan kelompok lainnya di Indonesia, yang benar adalah mereka mempunyai bentuk pendidikan yang berbeda dengan suku lainnya.







Walaupun orang Betawi Tengah menempuh pendidikan formal di Sekolah Umum, pendidikan agama menurut mereka merupakan bagian yang sangat penting didalam kehidupan mereka. Proses bermasyarakat orang Betawi Tengah ini tidak dapat dipisahkan dari pola kehidupan beragama. Proses sosialisasi ini telah membentuk kehidupan beragama sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari.







Jadi meskipun orang Betawi Pinggir memberi perhatian besar pada pendidikan agama bila dibandingkan dengan Betawi Tengah, pendidikan agama tetap merupakan amatlah penting dalam kehidupan orang Betawi Tengah.







Perbedaan persepsi antara orang non-Betawi dengan persepsi orang Betawi mengenai Betawi disebabkan karena pengetahuan orang non-Betawi adalah gambaran mengenai orang Betawl yang hidup dipinggiran kota Jakarta dan umumnya berasal dari lapisan sosial ekonomi bawah.







Amat sedikit tulisan tentang orang Betawi yang ada ditengah-tengah kota Jakarta. Kalaupun ada maka tulisan ini umumnya tentang orang Betawi dari kelas bawah (Betawi Tengah - orang kampung, red) dan sejauh pengetahuan kami tidak ada tulisan tentang kelas menengah atas ataupun kelas atas Betawi (Betawi Tengah - orang gedong.red).







Tampaknya hal ini disebabkan karena mereka yang tertarik pada keBetawian ataupun menulis tentang orang Betawi tidak menyadari bahwa orang Betawi Tengah, khususnya orang gedong, adalah Ora Betawi (Betawi ora.red), ataupun orang Betawi Tengah tidak menarik untuk ditulis karena gaya hidup mereka oleh orang luar dianggap tidak Betawi; ataupun mereka sendiri yang menyembunyikan keBetawian mereka, saya sendiri berpendapat bahwa mungkin saja mereka kurang menarik untuk ditulis oleh para pengamat Betawi tapi ini sama sekali tidak berarti bahwa mereka tidak mewakili kelompok Betawi.







Kenyataan ini menyebabkan seringkali para penyaji masalah - masalah keBetawian kurang memperhatikan kenyataan akan adanya kelompok-kelompok Betawi yang masing-masing dalam beberapa hal cukup berbeda satu dengan lainnya.







Data kwantitatif berikut memberikan gambaran dalam bentuk angka mengenai perbedaan orang Betawi Tengah, Betawi Pinggir dan Betawi Udik dalam arti latar belakang pekerjaan dan pendidikan mereka.



















sumber: http://reynaldisyahrizal.blogspot.com/2013/12/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Negara

   Pembahasan tugas softskill ke 3 ini mengenaiWarga Negara dan Negara itu sendiri. Nah, Subbabnya sendiri menyangkut Pengertian Negara, Ciri Hukum yang ada pada negara tersebut, hingga pembagian hukum, serta bentuk negara itu sendiri. Menurut apa yang di katakan oleh guru softskill ane (Ibu Murniyati) semua penjelasan dan definisi dari subbab tadi sudah kami dapatkan di jenjang sekolah kami sebelumnya. So ? untuk apa posting ini ? wkwk okeh, menurut instruksi beliau ane akan menjabarkan tentang contoh dari negara tersebut. Jelas dong ente udah faham kalau misalkan bentuk negara itu bermacam-macam ? Ada yang berbentuk kesatuan, serikat, dan sebagainya. Kalau ente nyari pengertian atau definisi dari macam-macam negara tadi, nih monggo mampir ke MARI . Dari hasil searching sih itu blog yang paling adem di lihat hehe. Dan juga dilihat dari penjelasannya ya sob. Next, jadi lupa kalau pokok posting kali ini mau ngasih tahu contoh negara dari macam-macam bentuk negar...

Review Jurnal Pengantar Bisnis Informatika

A.    Latar Belakang             Masyarakat  informasi  diasoasikan  dengan  penggunaan  internet.  Sejak  kemunculan internet  hingga  saat  ini  para  pengguna  internet  selalu  bertambah  dari  waktu  ke  waktu. Meledaknya  jumlah  pengguna  internet  telah  merambah  dalam  berbagai  sektor,  salah  satunya sektor ekonomi dan bisnis. Penggunaan internet sebagai sarana bisnis sangat berkembang cepat di era  informasi.  Hal  ini  terlihat  dengan  maraknya  kemunculan  berbagai  bisnis  online  yang menawarkan  aneka  produk  dan  jasa  yang  tak  terbatas  baik  untuk memenuhi segela  kebutuhan seseorang. Peluang memasarkan produk dan  jasa melalui media...

Masyarakat Kota vs Desa

Wayooooo, sob sob. Kalau di tanya milih yang mana ente mau jawab apa ?? Wokee, kali ini ane mau bahas tentang "Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan" dan ane rampingkan pembahasaanya, jadi kita ngomongin perbedaannya aja yaa sob. Apasih bedanyaa ? Masyarakat perkotaan dan pedesaan sebenernya dapat dibedakan melalui cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suatu masalah. Pada mulanya nih sob masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya. Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan info...